Hajat Bumi memiliki arti tradisi yang bertujuan untuk mengajak masyarakat sekitar untuk mengumpulkan hasil bumi dan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.atau disebut juga Ngaruwat Bumi (merawat bumi). Tradisi ini akan ditandai dengan berkumpulnya para warga desa di depan balai desa atau tempat perkumpulan.tradisi yang sudah menjadi adat yang turun temurun dan sudah berlangsung sangat lama.
Desa Cikakak merupakan salah satu desa yang masih melestarikan adat dan budaya hajat bumi, yang selalu dilaksanakan setiap bulan sura di hari sabtu kliwon. Prosesnya diawali dengan mengumpulkan masyarakat di suatu tempat, kemudian masing-masing dari warga membawa hasil pertanian yang sudah diolah menjadi hidangan yang akan disantap bersama.
Serta tidak lupa proses arak-arakan gunungan hasil panen warga sebagai simbol kemakmuran dari warga Desa Cikakak, arak-arakan gunungan tersebut di bawa dari rumah kepala desa menuju tempat acara hajat bumi dilaksanakan dalam hala ini Balai Desa Cikakak menjadi tempat dilaksanakannya hajat bumi.
Antusias masyarakat sangat bagus terlihat dari masyarakat yang datang ke acara tersebut sangatlah banyak dan padat. Dari anak-anak sampai orang tua dan kasepuhan hadir dalam acara hajat bumi Desa Cikakak.
Sebelum acara tersebut berlangsung dilaksanakan terlebih dahulu Tausiyah dari Ulama dan Do’a bersama mendo’akan untuk perlindungan dan ketentraman dan mendo’akan semua kasepuhan yang telah berjasa kepada Desa Cikakak baik itu Kepala Desa Cikakak yang sudah meninggal serta kasepuhan dan alim ulama yang telah meninggal yang berjasa dalam bidang pemerintahan ataupun dalam penyebaran agama islam di Desa Cikakak.
Pada acara selanjutnya yaitu makan bersama dengan makanan olahan hasil bumi yang dibawa dan disediakan oleh masyarakat dengan menggunakan tetenong yang dibawa dari rumah masing-masing. Sebuah pemandangan yang jarang ditemui, saling bertukar makanan dan saling berbagi makanan.