Wayang golek adalah salah satu jenis kesenian yang sangat popular di tatar sunda, selain berfungsi sebagai pelengkap upacara selamatan atau ruwatan, pertunjukan seni wayang golek juga menjadi tontonan dan hiburan dalam perhelatan tertentu.
Dalam suatu perhelatan hajat bumi dan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke – 78, Desa Cikakak menyajikan sebuah hiburan pagelaran wayang golek yang dimana seni wayang golek tersebut di bawakan oleh PUTRA GIRI HARJA 3 (PGH3) pimpinan H. Dadan Sunandar Sunarya dari Bandung.
Acara yang sudah dinanti-nanti masyarakat Desa Cikakak itu pun terlaksana dengan meriah, terlihat dengan banyaknya warga berbondong-bondong datang untuk menyaksikan pagelaran wayang golek tersebut, dan bukan hanya warga Cikakak saja tapi dari luar Desa Cikakak pun banyak yang hadir menyaksikan pagelaran wayang tersebut.
Berbagai unsur masyarakat hadir dalam acara tersebut, baik dari unsur pemerintahan, masyarakat Cikakak dan sekitar desa Cikakak maupun tamu undangan turut memeriahkan acara pagelaran wayang golek tersebut.
Pagelaran wayang golek tersebut mengambil judul atau lakon “ KUMBAKARNA GUGUR”. Yang di ceritakan bahwa seorang Kumbakarna yang notabennya orang baik demi membela negara dan masyrakat alengka direja yang di pimpin oleh raja serakah bernama rahwana atau dasamuka yang sedang mengalami diambang kehancuran akibat keserakahan rahwana/dasamuka. Perang melawan Sri rama yang dibantu pasukan kera dari gua kiskenda. Dalam pertempuran tersebut kumbakarna gugur dalam medan pertempuran.
Pagelaran wayang tersebut sangat menghibur semua yang hadir, disamping hiburan juga terdapat sebuah wejangan yang disampaikan tentang kejujuran dan pengabdian kepada masyarakat. Harapan seluruh masyarakat Desa Cikakak dengan diadakannya pagelaran tersebut supaya dapat menjaga kelestarian budaya dan seni yang ada di masing-masing wilayah khususnya yang ada di Desa Cikakak.
